Minggu, 20 Maret 2011

catatan malam

kutulis catatan hati malam ini, entah buat siapa entah untuk siapa ?
sebuah harapan, sebuah penantian panjang yang tak ber ujung, tak bertumpu pada kenyataan ..
kusampaikan salam lewat  catatan hati , melalui rasa, untuk dia ...
untuk dia yang jauh disana ,yang mungkin tak mengenal lagi sosok ku  yg dulu pernah sempat  mengisi hidup nya.
Bukan aku menyerah pada kenyataan,  tapi diri yg tak lagi pantas untuknya, perbedaan cara pandang  hidup yang semakin jauh semakin mustahil buat bersatu .
" ikhlas " .. kata bijak itulah teman dalam hatiku untuk melupakan semua masa lalu.
masa lalu yang pahit, sakit bahkan perih yg tak kunjung sembuh sampai ke ujung zaman .


GARUDA PANCASILA ( versi: Hari Roesly )



Garuda Pancasila
Aku lelah mendukungmu
Sejak proklamasi
Selalu berkorban untukmu

Pancasila dasarnya apa
Rakyat adil makmurnya kapan
Pribadi bangsaku

Tidak maju-maju
Tidak maju-maju
Tidak maju-maju...

SEMANGAT DIRI ..



Jangan takut  gelap, karena gelap belum tentu kelam
Jangan takut salah, sebab benar belum tentu menang
Berani hidup meski sakit, sebab mati adalah janji
Berani pada kenyataan sebab khayalan hanyalah angan
Jujur pada  diri sebab hati adalah murni ..

Teriaaaaklah  jika sakit, tertawa  jika bahagia
Marahlah  jika terluka, senyum bila senang
Bohonglah  jika perlu, jujur jika mau
Sakitlah bila perih, sembuhlah jikalau mampu

Hidup tak harus gerak, bernapslah pelan pelan
Berlari tak harus kencang, berjalanlah dg  tenang
Mata tak harus melihat, tataplah dengan perasaan
Mulut tak harus bicara, berkoarlah dengan makna

Yakinlah bahwa hidup tak harus pasrah
Yakinlah bahwa diri bisa berbuat
Yakinlah hamba mampu berseru..
yakinlah pada  sang maha hidup
Sebab dia  ada dan mendengar ....
                                                                                                                       

Kamis, 10 Maret 2011

HANYA KALIMAT YANG TERSUSUN DARI KATA DAN KATA YANG TERLAHIR LEWAT RASA



Mereka jarang tersenyum bukan karena mereka enggan untuk tersenyum. Tapi hidup dan waktu seolah menuntut mereka untuk menghabiskan sebagian besar kehidupan untuk bekerja keras sehingga terkadang mereka lupa bahwa ada waktu untuk tersenyum. Seolah dunia begitu keras menuntut mereka hingga mereka lupa untuk tertawa. Lihatlah teman….bahkan mereka tidak punya waktu untuk tersenyum. Apa mereka lupa cara tersenyum? Atau karena mereka tak pernah menerima senyuman, makanya mereka tak tahu lagi bagaimana caranya tersenyum?
Terkadang aku melihat dunia memang terlalu keras pada mereka. Bukan dunia sebagai objek, tapi dunia dengan manusianya. Bagaimana jika sesekali kita tidak menghabiskan waktu di tempat-tempat yang indah? Kenapa kita tak meluangkan waktu sejenak untuk memperhatikan mereka? Jika tak mau atau tak mampu membantu mereka dengan materi, tidak ada salahnya juga kita menghargai mereka dengan sebuah senyuman ikhlas dari wajah kita. Bukankah mereka juga saudara kita???
Teman,,, andai kita punya waktu untuk memperhatikan kehidupan mereka yang begitu sederhana. Maka kita akan menemukan kehidupan yang begitu indah. Di sana kita sadar betapa lebih beruntungnya kita….
Teman… tidak ada salahnya sesekali kita berjalan kaki sendirian di tengah keramaian sambil memperhatikan lingkungan kita. Cobalah luangkan waktu sedikit saja untuk itu. Sekali lagi, jika tak dapat memberi pada mereka, paling tidak kita bisa sadar dan lebih memahami lagi hidup kita.

Aku bangga pada mereka. Mereka hebat. Dengan kehidupan yang begitu keras, mereka tetap bisa menjalaninya. Meski tak tahu dengan apa hidup ini akan dilanjutkan esok hari dan dengan apa perut mereka akan diisi, mereka tetap menanti datangnya mentari pagi. Mereka bilang kalau mereka percaya bahwa selama mereka masih hidup, maka rezeki dari Allah akan tetap ada untuk mereka,rezeki akan tetap ada selama mereka masih percaya dan mau berusaha serta berdo’a.
Mereka dengan kesederhaannya selalu bahagia dan bersyukur ketika mendapatkan sejumlah uang. Jika orang kaya yang menerima uang sejumlah itu, mungkin mereka menganggap uang itu tak berarti apa-apa. Tapi mereka tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca ketika mendapatkannya. Mengapa harus ada perbedaan seperti itu?
Jika si miskin datang ke rumah si kaya, sangat jarang atau bahkan tak akan ada sambutan hangat bagi mereka. Tapi, ketika si kaya yang datang ke rumah si miskin, maka si miskin terlihat begitu menghargai. Seolah mereka didatangi oleh tamu agung di rumahnya. Sekali lagi, mengapa harus ada perbedaan seperti itu?
Jika suatu ketika si miskin dengan pakaiannya yang tampak lusuh dan kotor terjatuh, maka si kaya tak akan menghiraukan karena mungkin bagi mereka tidak akan menimbulkan manfaat apa-apa bagi dirinya. Yang ada paling hanya akan mengotori pakaiannya, mungkin itulah yang ada di fikirannya. Tapi, si miskin masih tetap berbeda dengan si kaya. Ketika keadaan berbalik, maka si miskin akan tetap membantu. Si miskin begitu penghiba. Hati mereka begitu lembut, sehingga tak mampu membiarkan orang lain dalam kesusahan karena mereka tahu bagaimana rasanya kesusahan itu.
Ya Rabb….saudara-saudaraku itu mungkin di dunia tidak seberuntung yang lainnya. Mereka tidak dapat memiliki apa-apa yang mereka impikan. Tapi semoga mereka tetap bahagia dan penuh rasa syukur pada_Mu Rabb..
Ya Rabb…. Sayangi saudara-saudaraku itu. Jangan biarkan mereka jauh dari_Mu. Ingatkan mereka selalu bahwa ada Engkau yang tetap menyayangi dan menjaga mereka. Dan berikanlah selalu semangat bagi mereka.
Ya Rabb… Berikan hati yang lembut pada mereka. Jangan biarkan kerasnya perlakuan yang mereka dapat menjadikan hati mereka ikut keras. Tapi jadikan kekerasan yang mereka terima itu sebagai bahan untuk lebih membuat hati mereka jernih melihat segala sesuatu.
Ya Rabb…Jangan biarkan rasa rendah diri melekat pada diri mereka akibat cemooh yang mereka terima. Tapi biarkan rasa rendah hati bersemayam pada diri mereka. Jagalah mereka agar tetap yakin akan kuasa_Mu dan agar mereka tetap beribadah kepada_Mu sehingga mereka dapat bertemu dengan kebahagiaan yang hakiki bersama_Mu.

Mungkin benar bahwa aku tak dapat berbuat apa-apa. Aku hanya seorang anak yang bahkan sampai saat ini masih bergantung pada orang tuaku. Lalu apa yang dapat aku lakukan??? Ya…kalian boleh mengatakan bahwa aku tak bisa apa-apa.
Tapi mereka tetap saudaraku. Dan sekarang, aku hanya bisa berdo’a untuk mereka semua, di manapun mereka berada. Meski tak tahu apa-apa tentang mereka, yang jelas, satu hal yang sangat aku tahu bahwa MEREKA ADALAH SAUDARAKU……
Maaf jika terlintas pemikiran bahwa tampaknya aku terlihat lebih berpihak pada si miskin. Tapi, jujur, bagaimana pun juga aku memang lebih menyayangi si miskin. Namun, bukan berarti pula aku membenci si kaya karena aku juga tahu bahwa Allah tidak pernah membenci seseorang karena dia kaya atau miskin. Hanya saja, tulisan ini ku buat ketika aku melihat apa yang ku ceritakan saat ini. Dan bukan berarti hal ini harus terjadi selamanya.
Yang jelas, aku sangat berharap, kaya atau miskinkah, yang terpenting adalah bagaimana kita menghargai amanah yang diberikan kepada kita…

MAAf jika aku terlihat sok tahu. Bukan maksud mengurui karena aku sadar bahwa tak pantas diri ini menjadi seorang guru. Jika menemukan kebenaran, maka ambillah. Tuhan selalu menginginkan hamba Nya memperoleh kebenaran karena kebenaran itu niscaya hanya dari Nya. Tapi, jika hanya ada kesalahan dan keburukan dari tiap untaian kata, mungkin itu karena si penulis ini yang tak mengerti apa-apa atau masih terlalu bodoh memaknai kehidupan…

Rabu, 09 Maret 2011

SUARA HATI SANG GELANDANGAN RI

Semua kembali lagi terulang lintasan waktu semua tertuju padaku, semua yang kulakukan hanya menjadi sia-sia tak berarti apakah hidup ini masih memiliki pilihan untukku jika memang ada apa yang harus kupilih mana yang harus aku tuju...? Arrgggghh sudahlah ku tak peduli lagi pada dunia bagaimanapun hidup ini hanya sementara nanti juga aku hanyalah menjadi sebongkah kerangka yang  membusuk, sekarang saja aku sudah bagai mayat membusuk, terhina, tertimbun tanah kesedihan, bahkan lihatlah batu nisanku tertulis " ORANG TERASING " memang aku telah terasing di dunia ini dunia dimana orang serakah menjadi pejuang, dunia dimana orang munafik menjadi pujaan, aku pikir aku beruntung aku terasing di dunia ini tak perlu lagi aku memusingkan nya,  tingkah para pejabat jahanam itu  cukup sumpah serapah dari masyarakat yang membuat mereka tuli.... teruskanlah  perjuangan mu para pejabat laknat sampai mulut dan perutmu menjadi daging busuk yang terbalut sutra pangkat dan jabatan .

NEGERI PARA BEDEBAH



Ada satu negeri yang dihuni para bedebah
Lautnya pernah dibelah tongkat Musa
Nuh meninggalkan daratannya karena direndam bah
Dari langit burung-burung kondor jatuhkan bebatuan menyala-nyala

Tahukah kamu ciri-ciri negeri para bedebah?
Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah
Tapi rakyatnya makan dari mengais sampah
Atau jadi kuli di negeri orang yang upahnya serapah dan bogem mentah Di negeri para bedebah
Orang baik dan bersih dianggap salah
Dipenjarakan hanya karena sering ketemu wartawan
Menipu rakyat dengan pemilu menjadi lumrah
Karena hanya penguasa yang boleh marah
Sedang rakyatnya hanya bisa pasrah

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Jangan tergesa-gesa mengadu kepada Allah
Karena Tuhan tak akan mengubah suatu kaum
Kecuali kaum itu sendiri mengubahnya

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Usirlah mereka dengan revolusi
Bila tak mampu dengan revolusi,
Dengan demonstrasi
Bila tak mampu dengan demonstrasi, dengan diskusi
Tapi itulah selemah-lemahnya iman perjuangan....